Pasaman Barat, One Detik — Duka mendalam kembali menyelimuti masyarakat Pasaman Barat. Aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Tombang menelan korban jiwa. Empat orang terseret derasnya arus; dua berhasil diselamatkan, satu ditemukan meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam pencarian tim SAR.
Tangis pecah di tepi sungai saat jenazah salah seorang korban dievakuasi. Suasana haru bercampur amarah menyelimuti keluarga yang ditinggalkan. “Sampai kapan warga terus menjadi korban tambang emas ilegal?” tanya warga dengan penuh kesedihan.
Tragedi ini menegaskan betapa besar bahaya praktik tambang ilegal. Selain merusak lingkungan dan mengancam kelestarian alam, nyawa manusia pun menjadi taruhan.
Anggota DPRD Pasaman Barat, Yondrizal, S.H., S.Sos., M.H., dari Partai Demokrat Dapil 1, menyoroti tragedi ini. Ia menegaskan bahwa kasus di Tombang adalah bukti nyata dampak tambang ilegal yang tak kunjung ditangani.
“Tambang ilegal bukan hanya merusak alam, tapi juga mengancam nyawa. Aparat harus berani menindak siapa pun yang terlibat,” ujarnya dengan nada tegas.
Lebih jauh, Yondrizal menekankan bahwa persoalan tambang ilegal bukan hanya terjadi di Tombang. “Ini harus menjadi perhatian serius seluruh wilayah Pasaman Barat yang telah terdeteksi adanya aktivitas tambang ilegal. Jangan tunggu ada korban berikutnya baru bergerak. Pemerintah dan aparat harus hadir dengan langkah nyata, menata pertambangan secara baik, serta memberikan izin resmi bagi pertambangan rakyat,” tegasnya.
Ia menyoroti pula soal tanggung jawab. “Apakah para backing tambang ilegal, pemilik alat berat, atau memang tidak ada pihak yang bisa diminta pertanggungjawaban? Atau keluarga korban saat ini hanya menerima asuransi dari ‘uang payung’? Ini harus ditegaskan, dan aparat harus berani menindak,” tambahnya.
“Tragedi ini sekali lagi mengingatkan kita akan risiko besar dari tambang emas ilegal. Nyawa manusia terus terancam, sementara penanganan aparat masih jauh dari harapan. Kita tidak boleh membiarkan tambang ilegal terus merenggut korban. Nyawa rakyat tidak sebanding dengan sebutir emas. Negara harus hadir untuk menyelamatkan rakyat, bukan membiarkannya dikorbankan,” pungkas Yondrizal dengan haru.
( D R S )
